Dalam buku-buku teks psikologi ,
Alfred Binet sering disebut-sebut sebagai orang yang berjasa menemukan tes
intelegensi pertama kali. Namun, sebetulnya orang yang pertama berupaya
mengembangkan tes untuk menilai kemampuan intelektual ini adalah Sir Francis
Galton, satu abad yang lalu. Galton tertarik pada berbagai perbedaan individu
dari teori evolusi sepupunya, Charles Darwin.
Selanjutnya, beberapa ciri dari
tiap-tiap intelegensi dapat dijelaskan sebagai berikut
:
:
a.
Cacat
Mental (Mentally Deficient/Feeble Minded)
Mereka yang
IQ-nya dibawah 70 disebut cacat mental atau lemah pikiran (feeble minded).
Mereka ini menderita amentia atau kurang pikiran. Yang termasuk dalam kategori
cacat mental atau lemah pikiran adalah tingkat-tingkat ; idiot, embisil, dan
moron (debil).
Ciri-ciri
umum orang yang cacat mental adalah:
1. Tidak dapat
mengurus dan memenuhi kebutuhannya sendiri
2. Kelambatan
mental sejak lahir
3. Kelambatan
dalam kematangan
4. Pada
dasarnya tidak dapat diobati
b.
Idiot (IQ
0-19)
Idiot
(idiocy) adalah suatu istilah yuridis dan paedagogis, yang diperuntukkan bagi
mereka yang lemah pikiran tingkat paling rendah.
Menurut
para ahli, kira-kira sekalipada setiap dua ribu kelahiran terjadi idiocy. Semua
bentuk idiocy perlu dilembagakan, dirawat oleh para dokter dan pekerja-pekerja
social. Sebab, apabila dirawat dirumah, ia merupakan beban yang tidak ringan,
baik bagi orang tuanya maupun anggota keluarga.
Ciri-ciri
umum idiocy , antara lain :
1. Fisiknya
lemah , tidak tahan terhadap penyakit, dan tidak mengenal bahaya ; oleh karena
itu, orang-orang semacam ini umurnya tidak panjang.
2. Beberapa
idiot dapat belajar berjalan, tetapi pada umumnya mereka tidak mampu dan harus
tetap tinggal berbaring selama hidupnya.
3. Tidak
mengenal rasa senang dan rasa sakit.
4. Tidak bias
berbicara dan hanya mengenal beberapa kata saja.
5. Tidak mampu
mengurus dirinya sendiri , sehingga mereka harus dibantu dalam hal mandi,
berpakain, dan buang air, meskipun menurut umurnya sudah “dewasa”
6. Ada yang
garang dan bersifat destruktif, baik terhadap dirinya sendiri maupun
sekelilingnya.
c.
Embicile
(IQ 20-49)
Seperti halnya
idiot mereka juga perlu ditempatkan dalam lembaga. Sebab dilembaga inilah
mereka akan belajar berbicara, makan sendiri, dan berpakaian sendiri serta
keterampilan sederhana lainnya. Sebagian terbesar dari mereka di tempatkankan
di lembaga lewat pengadilan. Itulah sebabnya para psikolog berpendapat bahwa anak-anak semacam iti, sebaiknya tidak
ditempatkan di sekolah-sekolah.
Ciri-ciri
umum embicile , diantaranya :
1. Tidak dapat
didik di sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak normal.
2. Walaupun
dapat mengurus dirinya sendiri n mereka masih memerlukan pengawasan yang teliti
dan memerlukan kesabaran.
3. Pada waktu
bayi, mereka sangat tidak responsive dan apatis sekali.
4. Mereka
umumnya baru bias berjalan sendiri pada usia tiga atau empat tahun, dan baru
dapat berbicara pada usia lima tahun.
5. Mereka
dapat diajari mengenal bahaya, seperti bahaya api, tenggelam di air , dan
sebagainya.
d.
Moron (IQ
50-69)
Moron
merupakan problem tebesar mansyarakat.
Pada masa dewasa, moron dinanggap memiliki kecerdasan yang sederajat
dengan kecerdasan anak-anak usia 7 sampai 10 tahun
Ciri-ciri
moron, diantaranya :
1. Disekolah,
mereka jarang bias mencapai lebih dari kelas lima .
2. Sampai pada
tingkat tertentu mereka dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung dalam
perhitungan yang sederhana.
3. Mereka
dapat mempelajari pekerjaan-pekerjaan rutin dan bias terus menerus melakukan
pekerjaan itu selama tidak mengalami perubahan berarti.
4. Angka pelanggaran
hokum tertinggi di antara gadis-gadis moron ; para pencuri dan pelacur sering
berasal dari golongan moron ini.
5. Mereka juga
memiliki dorongan, keinginan, dan emosi yang normal , tetati tidak mempunyai
kecerdasan untuk mengontrol.
e.
Inferior
(IQ 70-79)
Ini
merupakan kelompok tersendiri dari individu-individu terbelakang. Kecakapan
pada umumnya sama dengan kelompok embicile, namun kelompok ini mempunyai
kecakapan tertentu yang melebihi kecerdasannya, misalnya dalam bidang music.Mereka
yang termasuk kelompok inferior memiliki kecerdasan dibawah kelompok normal dan
bodoh serta diatas kelompok terbelakang. Kelompok ini bias memelihara dirinya
sendiri , dan dengan susah payah mereka mengerjakan sejumlah kecil pekerjaan
atau pelajaran sekolah lanjutan pertama, tetapi jarang atau sukar untuk
menyelesaikan kelas terakhir SLTP
f.
Bodoh (IQ
80-89)
Pada
umumnya kelompok ini agak lambat dalam mencerna pelajaran di sekolah. Meskipun
demikian, mereka dapat menyelesaikan pendidikannya pada tingkat SLTP, namun
agak sulit untuk menyelesaikan pendidikan SLTA.
g.
Normal/
Rata-rata (IQ 90-109)
Kelompok ini merupakan kelompok yang terbesar presentasenya diantara
populasi. Mereka memiliki IQ yang sedang, normal, rata-rata.
h.
Pandai (IQ
110-119)
Kelompok ini pada umumnya mampu menyelesaikan pendidikan tingkat
universitas atau perguruan tinggi. Jika bersatu dengan kelompok normal, mereka
biasanya merupakan “rapid learner” atau “giveted”, yaitu pemimpin dalam
kelasnya.
i.
Superior
(IQ 120-129)
Ciri
ciri dari kelompok ini antara lain ; lebih cakap dalam membaca, berhitung,
perbendaharaan bahasanya luas, cepat memahami pengertian yang abstrak, dan
mempunyai pengetahuan lebih luas disbanding dngan orang-orang yang termasuk
golongan pandai.
j.
Sangat
Superior (IQ 130-139)
Kelompok ini termasuk kelompok
superior yang berbeda pada tingkat tertinggi dalam kelompok tersebut. Umumnya
tidak ada perbedaan mencolok dengan kelompok superior.
i.
Gifted (IQ
140-179)
Yang
termasuk dalam kelompok ini ialah mereka yang tidak genius, tetapi menonjol dan
terkenal. Bakatnya sudah tampak sejak kecil dan prestasinya, biasanya melebihi
teman sekelasnya. Jika di bandingkan dengan orang normal, adjustment-nya
terhadap berbagai macam problem hidup lebih baik. Sekitar 80% diantara mereka
ini dapat menyelesaikan studi di perguruan tinggi dengan prestasi memuaskan.
Jabatan yang dipegangnya pun banyak, dan jarang sakit atau meninggal di usia
muda.
j.
Genius (IQ
180 ke atas)
Pada
kelompok ini, bakat dan keistimewaannya telah tampak sejak kecil. Misalnya umur
2 tahun mulai belajar membaca, dan pada umur 4 tahun belajar bahasa asing.
Kelompok ini mempunyai kecerdasan yang luar biasa. Walaupun tidak sekolah,
mereka mampu menemukan dan memecahkan suatu masalah. Jumlahnya sangat sedikit,
namun terdapat dalam semua ras dan bangsa, semua jenis kelamin, dan dalam semua
tingkat ekonomi. Contoh orang-orang jenius antara lain : John Stuart Mill (IQ
200), Francis Galton (IQ 200), dan Goethe (IQ 185)
0 komentar:
Posting Komentar